KKP Bukan Diary
Perlu ada perubahan paradigma dalam menyusun kertas kerja (working paper, biasa juga disebut Kertas Kerja Pemeriksaan, selanjutnya disebut KKP). Hal ini perlu agar KKP dapat berdaya guna di kemudian hari. Perubahan yang saya maksud di sini adalah dalam hal berubah dari menganggap KKP sebagai catatan pribadi menjadi milik publik.
KKP bukan diary, dia adalah sebuah kertas kerja. Banyak KKP tidak bisa dipahami kecuali oleh pemeriksanya sendiri, dan Tuhan tentu saja. Memang sebuah diary dimaksudkan terutama untuk keperluan diri si penulisnya. Istilah-istilah yang ada di sana adalah istilah eksklusif yang hanya dipahaminya sendiri. Orang lain sangat mungkin tidak mengerti. Hubungan satu materi dengan materi yang lainnya tidak konsisten, bahkan tidak jelas. Kalau sudah begitu, yakinlah pembaca KKP yang lain bakalan kebingungan sendiri untuk memahaminya. Tentu saja ini tidak terjadi kalau pada saat membaca dibimbing langsung oleh pembuat KKP itu.
KKP yang seperti diary adalah self-oriented. Dia dibuat untuk penulisnya. Begitu KKP itu dibaca oleh orang lain, tidak banyak yang bisa diketahui, baik dari konten maupun alur berpikirnya. Hal ini karena pemeriksa beranggapan, KKP adalah rekam jejak pekerjaan yang telah dilakukannya.
Pandangan ini harus diubah. KKP akan dibaca oleh pihak lain yang memiliki wewenang untuk itu. Oleh sebab itu, sebelum menyusun lembar demi lembar KKP, tanyakan dulu pada diri sendiri, “pembaca bisa mengerti tidak ya tulisan ini ?” Jadi harus dibalik sudut pandangnya. Berangkatlah dari sisi pembaca dulu, bukan dari sisi diri sendiri. Dengan kata lain, readers-oriented.
Sebagai kesimpulan, menyusun KKP itu tidak beda dengan menyusun buku. Buku tentu ada pembacanya dan pembaca buku harus paham isi buku itu. Agar pembaca paham, tidak bisa tidak, tempatkan dulu diri kita di sisi pembaca. Perubahan ini adalah perubahan dari self-oriented ke readers-oriented.
KKP bukan diary, dia adalah sebuah kertas kerja. Banyak KKP tidak bisa dipahami kecuali oleh pemeriksanya sendiri, dan Tuhan tentu saja. Memang sebuah diary dimaksudkan terutama untuk keperluan diri si penulisnya. Istilah-istilah yang ada di sana adalah istilah eksklusif yang hanya dipahaminya sendiri. Orang lain sangat mungkin tidak mengerti. Hubungan satu materi dengan materi yang lainnya tidak konsisten, bahkan tidak jelas. Kalau sudah begitu, yakinlah pembaca KKP yang lain bakalan kebingungan sendiri untuk memahaminya. Tentu saja ini tidak terjadi kalau pada saat membaca dibimbing langsung oleh pembuat KKP itu.
KKP yang seperti diary adalah self-oriented. Dia dibuat untuk penulisnya. Begitu KKP itu dibaca oleh orang lain, tidak banyak yang bisa diketahui, baik dari konten maupun alur berpikirnya. Hal ini karena pemeriksa beranggapan, KKP adalah rekam jejak pekerjaan yang telah dilakukannya.
Pandangan ini harus diubah. KKP akan dibaca oleh pihak lain yang memiliki wewenang untuk itu. Oleh sebab itu, sebelum menyusun lembar demi lembar KKP, tanyakan dulu pada diri sendiri, “pembaca bisa mengerti tidak ya tulisan ini ?” Jadi harus dibalik sudut pandangnya. Berangkatlah dari sisi pembaca dulu, bukan dari sisi diri sendiri. Dengan kata lain, readers-oriented.
Sebagai kesimpulan, menyusun KKP itu tidak beda dengan menyusun buku. Buku tentu ada pembacanya dan pembaca buku harus paham isi buku itu. Agar pembaca paham, tidak bisa tidak, tempatkan dulu diri kita di sisi pembaca. Perubahan ini adalah perubahan dari self-oriented ke readers-oriented.
KKP Bukan Diary
Reviewed by ahmad muzaini
on
Friday, February 16, 2007
Rating:
3 comments:
Memang contoh isinya seperti apakah? Apa ada yang seperti;
"Dear KKP.
Hari ini bete deh. Ternyata aku menghitungnya kelewat sebaris. Jadi harus ulang lagi. Atau ngarang aja, ya?"
Kalau ada yang seperti itu, tolong scan-kan dan kirim, ya? Serius.
He he he..
Salam kenal mas Isman.
Casino | Dr.Mcd
It's a casino that offers a plethora of slots and poker games, but the slot machine 김제 출장샵 can be played by a 고양 출장마사지 high-powered player or 서울특별 출장샵 by Rating: 경상북도 출장안마 3.9 통영 출장안마 · 1 review
Post a Comment